Biografi Andrie Wongso



"Jati diri kita adalah Sama-sama manusia! Tidak ada alasan untuk merasa kecil Dan kerdil dibandingkan Dengan orang lain. Jika orang lain bisa sukses,Kita pun bisa sukses "

Perjalanan hidupnya dimulai saat ia terlahir di Kota Malang pada tahun 1954 tanggal 6 Desember. Andrie Wongso terlahir dari sebuah keluarga miskin yang hidup serba kekurangan. Andrie adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak dan adiknya seorang laki-laki juga. Bapaknya bekerja sebagai seorang nahkoda dengan penghasilan yang serba kekurangan. Keluarga Andrie Wongso tinggal di sebidang tanah kontrakan. Ibunya berprofesi sebagai penjual kue.

Andrie Wongso sempat mengenyam pendidikan tingkat SD hanya hingga kelas 6 (umur 11 tahun), itupun tidak sampai lulus. Sekolah Mandarin tempat Andrie ditutup karena saat itu bergejolak gerakan pemberontakan Gestapu PKI dan orangtuanya tidak mampu membiayai pemindahan sekolah Andrie. Dengan umurnya yang masih kecil, Andrie terpaksa menjalani hidupnya untuk membanting tulang membantu menghidupi keluarganya. Andrie tidak merasakan kehidupan seperti anak-anak sebayanya saat itu.

Kehidupan masa kecilnya penuh perjuangan dengan semangat hidup yang tinggi. Akhirnya masa kecil hingga remajanya dihabiskan untuk membantu orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan membuat kue dan berkeliling untuk menjajakannya ke beberapa toko dan pasar.
Dengan kondisi yang dialaminya, ia mulai berfikir untuk mengubah nasib hidup. Ia tidak ingin kalau harus terus hidup serba kekurangan.Sejak itu Andrie memutuskan sesuatu.

Pada umurnya yang telah menginjak 22 tahun ia ingin mengadu nasib ke Ibukota Jakarta. Andrie telah siap dengan pilihan hidupnya ini, ia tidak takut apapun konsekuensi yang akan dihadapinya kelak saat sudah berada di Jakarta. Dengan tekad yang bulat serta
semangat dan kejujuran hatinya, ia melangkah untuk berjuang menuju kesuksesan. Awal kariernya di Ibukota Jakarta ia melamar sebagai pemain film, dan hasilnya gagal.

Bekerja sebagai salesman bahan-bahan listrik dan kabel di Pasar Kenari Jakarta adalah pilihan keduanya pada awal Januari 1979. Pekerjaan yang dilakukannya saat itu lumayan banyak dari mulai pengepakan atau pembungkusan hingga barang di antar ke tempat pesanan hingga menjadi kuli barang untuk pelanggannya. Dari pekerjaannya tersebut Andrie diberi upah sebesar Rp 3000/bulannya.

Pada saat itu nilai tersebut cukup kecil untuk hidupnya karena harus dipotong untuk beberapa cicilannya yang masih juga harus disisihkan untuk keluarga di kampung halamannya. Di lubuk hatinya mulai mengatakan bahwa itu bukanlah pekerjaan yang diinginkannya.

Setelah satu tahun berlalu, tekatnya kuat dan bulat untuk melamar pekerjaan sebagai pemain film untuk kedua kalinya. Dengan hobi bermain kungfu dari semasa beliau kecil dan kemampuannya untuk dapat membuka diri di semua golongan mengantarnya untuk dapat membuat sebuah perguruan kungfu Hap Kun Do.

Pada saat itu film-film laga dari Taiwan merajai perfilman di Indonesia. Saat itu akhirnya beliau melamar kerja sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak 3 tahun. Untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah 3 tahun berlalu dan sudah merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie mulai tahu, dunia film bukanlah dunianya. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negeri tercintanya.

Sepulang dari Taiwan Andrie memutuskan untuk tidak melanjutkan kontraknya di dunia perfilman. Banyak orang yang mencibirnya dengan menganggapnya tidak berhasil di bidang film karena tidak ada satu film yang dibintanginya berhasil menjadikannya peran utama. Bagi Andrie sendiri, dirinya telah sukses karena mental dalam memperjuangkan impiannya yang telah menjadi kenyataan. Berani mengambil keputusan besar yang dapat merubah kehidupannya menjadi sangat berbeda.

Banyak sudah peristiwa yang sudah beliau lalui. Dengan berjalannya cerita kehidupan, beliau menandainya dalam beberapa kata-kata mutiara dalam buku hariannya. Pada saat melihat sebuah kata-kata mutiara indah buatan Andrie, seorang teman kosnya mencontek kata-kata tersebut. Mulai saat itulah timbul untuk membuat kartu ucapan. Kata-kata yang terdapat pada kartu ucapan ini selain berfungsi sebagai motivasi hidup Andrie juga sebagai motivasi hidup orang lain. Dengan bantuan kekasihnya, Haryanti Lenny, yang sekarang telah menjadi istrinya, ia memulai bisnis membuat kartunya dengan merk HARVEST yang kemudian menjadikan nama Andrie Wongso menjadi Raja Kartu Ucapan.

Setelah itu diversifikasi ke beberapa perusahaan pun dilakukan dengan menuju ke bidang holografi, begitu juga perusahaan mainan. Selain itu ia juga mendirikan beberapa foodcourt dan berkecimpung dalam bidang pendidikan. Andrie saat itu juga mendirikan AW motivation training dan AW Publishing, serta dapat membuka beberapa outlet AW Success Shop atau dapat disebut juga toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi.

Sejak tahun tahun 1989, beliau telah menjadi motivator dalam/intern pada PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club) di beberapa kota. Kemudian dari situlah ia sering melakukan pelatihan motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tetapi juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai Motivator No. 1 di Indonesia dengan gelarnya Andrie Wongso, SDTT, TBS. Yang artinya Sekolah Dasar Tidak Tamat, Tetapi Bisa Sukses.

Refrensi:
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Andrie_Wongso
2.http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/02/biografi-andrie-wongso-motivator.html
3.http://profil.merdeka.com/indonesia/a/andrie-wongso