Biografi Victor Frankl



Viktor Emil Frankl, M.D., Ph.D., (lahir 26 Maret 1905 – meninggal 2 September 1997 pada umur 92 tahun) adalah seorang neurolog dan psikiater Austria serta korban Holocaust yang selamat . Frankl  Ikut merasakan manjadi ”romusha” oleh nazi dalam peristiwa holocaust. Ia ditahan dalam kamp pembantaian milik nazi ”Auschwitz” selama 3 tahun sebelum akhirnya dibebaskan oleh pasukan AS. melalui usahanya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup bermakna (the will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat dikembangkan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam
penderitaan (suffering), misalnyadalam kondisi sakit (pain), salah (guilt), dan bahkan menjelang kematian sekalipun. Situasi penderitaan yang dialaminya menjadi bahan renungan untuk meneruskan calaon karyanya yang pertama (buku) yang disita nazi.

Frankl adalah pendiri logoterapi dan Analisis Eksistensial, "Aliran Wina Ketiga" dalam psikoterapi. Bukunya, Man's Search for Meaning (pertama kali terbit pada 1946) mencatat pengalamannya sebagai seorang tahanan kamp konsentrasi dan menguraikan metode psikoterapisnya dalam upaya mencari makna dalam segala bentuk keberadaan, bahkan yang paling kelam sekalipun, dan dengan demikian juga alas an untuk tetap hidup. Frankl adalah salah satu tokoh utama dalam terapi eksistensial.

Ayahnya adalah seorang Yahudi Saleh yang pernah menjadi mahasiswa kedokteraan, tetapi terpaksa menghentikan kuliahnya karena kekurangan biaya. Setelah berhenti kuliah Ia bekerja dibagian Sekretariat Parlemen Kerajaan Austria sebagai penulis steno selama 10 tahun dan akhirnya menjadi pegawai tetap Depertemen Sosial sampai pensiun.
Ayah frankl banyak menaruh perhatian pada masalah kesejahteraan pemuda, betapa gembiranya waktu anaknya, Viktor Frankl memilih studi kedokteran, bidang yang didambaannya yang kandas karena kekurangan biaya. Setelah lulus menjadi dokter, Viktor Frankl mengambil alih dalam bidang Neuro – psikiatri ( ahli penyakit syaraf dan jiwa ) dan berhasil meraih gelar dokter dalam Ilmu kedokteran ( M.D ), kemudian Dokter dalam Ilmu  Filsafat ( Ph.D ) di Universitas Wina.
Dari pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi bagaimana cara kita menerima nasib itu.
Frankl percaya bahwa arti dapat ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Frankel dalam karyanya mengemukakan bahwa hal yang paling berarti adalah nilai dan arti kehidupan. Dalam kamp penyiksaannya ia belajar bahwa ”manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamntal: kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan untuk memilih cara kita sendiri.” manusia bisa bebas menentukan hasil eksistensi terahirnya yaitu kebebasan spiritual. Ketiak frankel kembali dari kemp ke kota asalnya, Wina, bekerja sebagai psikiater dan neurolog universitas ia merangkum karnya tentang pentingnya kemauan akan arti untuk eksistensi manusia dalam suatu sistem yang dikenal dengan logoterapi.

Refrensi::
1. http://psikology09b.blogspot.com/2010/12/psikologi-kepribadian-viktor-frankl.html
2. http://yusufnurarifin.wordpress.com/2008/06/20/victor-frankl/
3. http://psychologynews.info/psikologi-agama
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Viktor_Frankl#Setelah_1945